Kamis, 17 November 2016

SEJARAH SENI UKIR

Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. 

Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia telahmembuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan Pada

 zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakanpada masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia.Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.

Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badancandi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.


sumber : www.blogster.com


MACAM - MACAM MOTIF UKIRAN 

1. MOTIF UKIR MAJAPAHIT

Motif ukir Majapahit terkenal dengan bentuk buah nanas sebagai pusatnya di tengah-tengah ukir-ukiran daun-daunnya.Nanas disini berbentuk bulatan dan cembung. Sementara daun-daunnya berukuran besar, berbentuk seperti tanda tanya melingkar, meliliki renda-renda kecil seperti batik di pinggirnya. Motif Majapahit bisa dikatakan motif yang paling tua dan rumit untuk pengukirannya.Motif Majapahit diketemukan oleh Ir. H. Maclaine Pont, seorang pejabat pada Museum Trowulan dan juga dapat dilihat pada tiang Pendopo Masjid Demak.



2. MOTIF UKIR BALI

Motif Bali hampir sama dengan Ragam Hias Majapahit dan Pajajaran. Bedanya terletak pada ujung daunnya dihiasi dengan sehelai patran. Jadi daun melingkar besar kecil, bulat cekung, pecahan, ada pula daun yang runcing. Ragam Hias bali oleh orang Bali dinamakan Patre Punggel. Ragam ini dapat dilihat di pura sebagai hiasan pintu masuk. Juga di kota-kota besar yang sudah banyak didapatkan patung-patung Bali Klasik.



3. MOTIF UKIR JEPARA

Motif Jepara lebih menonjolkan tangkainya yang panjang dan daunnya yang lancip. jarang sekali terdapat buah nanas seperti motif Majapahit, yang sering terdapat diantaranya adalah buah-buahan yang masih kecil. Motif Jepara dikembangkan oleh penduduk Jepara, untuk perhiasan rumah tangga. Peninggalan pertama yang masih dapat kita lihat yaitu hiasan ornamen yang ada di Makam Mantingan Jepara.



4. MOTIF UKIR PEKALONGAN

Motif Ukir Pekalongan mempunyai ciri khas daun semanggi yang banyak dan melingkar-lingkar, ataupun daun bunga matahari yang sedang kuncup dan mekar. Nilai plus dari motif ini adalah Tingkat kedalaman antar daun satu dengan yang lainnya yang berbeda-beda. Terkadang bagi para pemula yang ingin membuat ukiran motif ini sedikit kesulitan.



5. MOTIF UKIR SURAKARTA

Dari gambar motif di samping, sudah dapat disimpulkan kalau tanaman tersebut adalah tanaman anggur. Itu ditandai dengan lengkungan seperti per di sela-sela daunnya. Daunnya yang khas lancip lebar, ada juga yang mengatup, menjadikan semakin indah motif Surakarta ini. Bunganya terlihat dari atas seprti malu pada matahari, sehingga terlihat layaknya menutupi dirinya.


sumber : http://adjiekuswanto.blogspot.sg/2014/01/motif-ukiran-tradisional-jawa.html

SEKIAN DAN TERIMA KASIHH!

Minggu, 06 November 2016

KESENIAN BATIK

A. SEJARAH BATIK

Haloo semua, saya dapat pastikan kalian semua pasti tahu kesenian Batik benar? Jadi Kesenian Batik itu adalah salah satu Budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satunya, Batik bisa dibuat menjadi baju,banyak orang yang pakai Batik untuk pergi ke kantor, mengikuti meeting, bertemu dengan client, pertemuan formal, jalan - jalan ke mall, menghadiri pesta ulang tahun, dll. Berikut adalah Sejarah Kesenian Batik pertama kali dikenal :


Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. 
Dari kerajaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitamya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekedar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun dalam perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat, batik kemudian dikembangkan menjadi komoditi perdagangan yang cukup menjanjikan pada masa itu.
Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan yang pertama ialah di desa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada tahap pertama, yaitu pada keluarga kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan, keluarga kraton baik pria maupun wanita diharuskan memakai pakaian dengan kombonasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton, kemudian ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton.

B. MACAM - MACAM MOTIF BATIK

Kebanyakan sekolah di Indonesia mereka mewajibkan anak - anak untuk memakai baju batik 1 minggu sekali, banyak sekolah yang membuat batik khusus untuk sekolah itu tetapi ada juga sekolah yang memperbolehkan murid - muridnya memakai batik bebas. Ada juga kantor yang mewajibkan staf - stafnya untuk memakai batik 1 minggu sekali. Batik memiliki banyak motif antara lain : 

1. Motif batik parang

Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).



2. Motif Batik Banji

Motif banji dibuat berdasarkan ornament swastika yang dihubungkan satu dan lainnya dengan menggunakan garis-garis. Motif banji termasuk motif klasik yang jarang ditemukan pada kain batik sekarang. Nama motif banji ada berbagai macam di antaranya adalah Bani Guling, Banji Bengkok, Banji Kacip dan Banji Kerton. Motif banji dibuat lebih besar dengan warna coklat dan hitam sedangkan proses pembatikannya disebut Bedesan. Proses pembatikan Bedesan dilakukan dengan tidak melakukan penghilangan lilin batik pada tengah-tengah proses pembatikan. Urutan pembatikan dibalik yakni dimulai dengan di cap tembok, dicelup soga, dicap klowong, dicelup wedel kemudian dilorod. Ciri batik Bedesan adalah warnanya yang cenderung coklat atau hitam.



3. Motif Batik Kawung

Menurut saya, ini adalah motif batik yang paling simpel, gampang dibuat, bentuknya bagus, dan tidak butuh waktu lama untuk membuatnya. Motif batik Kawung konon diyakini diciptakan oleh salah satu Sultan Mataram. Kawung juga termasuk desain yang sangat tua, terdiri dari lingkaran yang saling berinterseksi. Motif Batik Kawung dikenal di Jawa sejak abad 13 yang muncul pada ukiran dinding pada beberapa kuil/candi di Jawa, seperti Prambanan dan daerah Kediri. Motif batik kawung adalah salah satu motif batik larangan. Dalam sejarahnya motif batik kawung hanya diperuntukkan bagi keluarga bangsawan dan pejabat keraton. Batik kawung memiliki pola geometris dan mempunyai arti khusus dalam filosofi jawa yang mencerminkan adanya satu pusat kekuatan dalam alam semesta, begitu pun ada pusat kekuasaan diatara manusia. Pusat kekuatan atau kekuasaan dalam motif kawung dikelilingi oleh empat bentuk bulatan, segiempat, atau bintang-bintang. Dalam corak kawung, raja adalah pusat kekuasaan di dunia, pemimpin m
anusia, pelindung yang lemah dan benar.



4. Motif Batik Keraton

Pada awalnya, motif batik keraton sangat eksklusif. Rakyat biasa tidak diperkenankan untuk memakai motif ini karena yang boleh memakai hanya Sultan dan keluarganya saja. Namun belakangan, peraturan tersebut dicabut dan rakyat biasa sudah boleh memakai motif ini. Diantara penyebab eksklusifnya motif ini adalah karena penemu motif awalnya adalah putri-putri keraton Yogyakarta yang masih termasuk Keluarga Sultan. 



Diatas adalah sejarah, fungsi, dan beberapa contoh Kesenian Batik. Semoga Bermanfaat! Terima Kasih telah membaca.


MACAM - MACAM RUMAH ADAT INDONESIA

Budaya - Budaya yang dimiliki Indonesia sangat banyak. Ada Tarian Adat, Lagu Daerah, Rumah Adaat, Pakaian Daerah, Makanan pun ada Khasnya dari daerah masing - masing. Hari ini saya akan membahas tentang Rumah Adat dari Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh Rumah Adat Indonesia : 

1. RUMAH KASEPUHAN ATAU KERATON KASEPUHAN (CIREBON)

Rumah Kasepuhan atau Keraton Kasepuhan (Cirebon) ditilik dari namanya (Keraton Kasepuhan), rumah ini memang bukan hunian biasa, melainkan tempat bermukim Raja/Sultan Cirebon, sekaligus pusat pemerintahan. Arsitektur bangunan (-bangunan) bersejarah ini merupakan perpaduan unsur budaya Islam, Hindu-Budhha, Kristen (Barat), dan Konfusianisme (China).


Keraton Kasepuhan didirikan sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran. Keraton ini merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati, yang merupakan keraton yang telah ada sebelumnya. Walaupun telah berusia tua, kompleks bangunan tradisional ini masih terawat dengan baik.



2. RUMAH KEBAYA

Rumah Kebaya merupakan rumah adat Betawi dengan bentuk atap perisai landai yang diteruskan dengan atap pelana yang lebih landai, terutama pada bagian teras. Susunan atap tersebut apabila dilihat dari samping berlipat-lipat seperti lipatan kebaya.

Bangunan Rumah Kebaya ada yang berbentuk rumah panggung dan ada pula yang menapak di atas tanah dengan lantai yang ditinggikan. Masyarakat Betawi lama memiliki adat untuk membuat sumur di halaman depan rumah dan mengebumikan keluarga yang meninggal di halaman samping kanan rumah.



3. RUMOH ACEH

Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu serambi depan, serambi tengah, dan serambi belakang. Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur). Atap rumah berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka keluarga.

Memasuki pintu utama rumoh Aceh, kita akan berhadapan dengan beberapa anak tangga yang terbuat dari kayu pada umumnya. Untuk tingginya sendiri, pintu tersebut pasti lebih rendah dari tinggi orang dewasa. Biasanya tinggi pintu sekitar 120 - 150 cm dan membuat siapa pun yang masuk harus sedikit merunduk, konon makna dari merunduk ini menurut orang-orang tua adalah sebuah penghormatan kepada tuan rumah saat memasuki rumahnya, siapa pun dia tanpa peduli derajat dan kedudukannya. Selain itu juga, ada yang menganggap pintu rumoh Aceh sebagai hati orang Aceh. Hal ini terlihat dari bentuk fisik pintu tersebut yang memang sulit untuk memasukinya, namun begitu kita masuk akan begitu lapang dada disambut oleh tuan rumah.



4. RUMAH GADANG

Rumah Adat Gadang, disebut juga Rumah Baanjuang Sumatera Barat Rumah Gadang (Godang) adalah rumah adat Minangkabau yang hingga kini masih banyak ditemui di provinsi Sumatera Barat. Mengingat kebudayaan melayu yang menyebar di sekitar semenanjung Malaya tempo dulu, Rumah adat ini juga hingga kini dapat kita jumpai di beberapa wilayah di Malaysia. Jadi, jika suatu saat Anda menemukan rumah gadang di negeri tetangga, jangan anggap jika mereka mencuri kebudayaan kita. 

Rumah Gadang memiliki tiang yang tidak tegak lurus atau horizontal tapi punya kemiringan. Kenapa? Karena dulu, masyarakat di sana banyak yang datang dari laut, sehingga mereka hanya tahu cara membuat kapal dan tak tahu cara membuat rumah. Rumah ini memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk. Di halaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi. Sebab di sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya ruang anjuang (anjung). Ruang ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.



5. RUMAH ADAT BOLON

Rumah Bolon adalah rumah adat yang menjadi identitas suku Batak yang ada di Sumatera Utara. Ada beberapa jenis rumah bolon yang dulu sempat menjadi gaya arsitektur hunian orang-orang Batak. Beberapa jenis rumah adat di Indonesia tersebut antara lain Rumah Bolon Toba, Bolon Mandailing, Bolon Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Karo, Bolon Angkola. Masing-masing rumah tersebut sebetulnya memiliki ciri khasnya tersendiri. Namun, saat ini mereka sudah sulit ditemukan.

Kini rumah bolon menjadi rumah adat dan menjadi objek wisata di Sumatera Utara. Terlihat dari bangunan-bangunan baru yang berdiri masih menggunakan konsep rumah Bolon. Bahan-bahan bangunan terdiri dari kayu dengan tiang-tiang yang besar dan kokoh. Dinding dari papan atau tepas, lantai juga dari papan sedangkan atap dari ijuk atau daun rumbiah. Rumah adat ini tidak menggunakan paku, tapi diikat kuat dengan tali.








Senin, 31 Oktober 2016

SENJATA - SENJATA KHAS INDONESIA

1. MANDAU

Mandau berasal dari asal kata "Man" salah satu suku di china bagian selatan dan "dao"yang berarti golok dalam bahasa china. Senjata tradisional suku Dayak ini lebih mirip seperti pedang karena bentuknya lumayan panjang. Mandau amat terkenal, dan bahkan tersohor hingga ke luar negeri. Tak terhitung banyaknya wisatawan asing yang membawa senjata khas Dayak ini sebagai suvenir ketika pulang ke negara masing-masing. Konon senjata ini sempat jadi andalan untuk menebas kepala lawan, ketika suku-suku Dayak yang ada di Kalimantan mengadakan perang sesama 

Suku Dayak dengan senjata Mandaunya terkenal kejam dan ahli dalam peperangan. Pedang mandau menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk memenggal kepala musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) hingga para bangsa lainnya tidak berani memasuki daerah mereka.



2. KERIS

Senjata khas suku Jawa, terutama Jogjakarta dan Jawa Tengah, dan kerap disebut sebagai senjata yang mengandung unsur mistis dan nilai sakral. Bahkan bagi mereka yang amat fanatik, keris dianggap memiliki nyawa sendiri dan harus dirawat dengan baik, bahkan perlu dimandikan. 
Keris memiliki panjang seperti pisau dan keunikannya terletak di gagangnya berbentuk seperti ular yang tengah meliuk. Keris juga merupakan simbol status kebangsawanan, dan digunakan di sebelah kiri pinggang sebagai tanda keberanian dan status priyayi.


3. RENCONG

Rencong (Bahasa Aceh : Rintjong) adalah senjata tradisional milik Suku Aceh. Rencong merupakan simbol identitas diri, keberanian, dan ketangguhan Suku Aceh. Rencong cukup populer di Indonesia karena bentuknya yang unik. Di masa lalu, Rencong merupakan pertanda status kebangsawanan, dan melambangkan kehormatan dan sisi maskulin sang pemegang rencong. Selama perang melawan penjajah, Rencong menjadi salah satu senjata paling penting bagi penduduk Aceh.



4. TOMBAK TRISULA

Senjata Tradisional Sumatera Selatan yang beribuka di Palembang memiliki banyak kesamaan dengan senjata tradisional provinsi lainnya di Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau. Namun ada satu senjata yang memang khas Palembang. Senjata tersebut adalah Tombak Trisula.


Seperti halnya rencong dari aceh, kujang dari sunda, atau mandau dari Kalimantan, tombak trisula memang sudah dikenal berasal dari Palembang. Namun belum diketahui secara pasti sejak kapan trisula ini menjadi senjata tradisional di Palembang.




5. BADIK

Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah). 
Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis dan Mandar yang berada dikepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek dan mudah dibawa kemana mana, tapi jangan salah lho kalau badik ini sudah keluar dari sarungnya pantang untuk dimasukkan sebelum meminum darah. 



6. CLURIT / CELURIT

Celurit atau clurit atau dalam bahasa Madura biasa disebut Arek, bagi masyarakat Madura,  tak dapat dipisahkan dari budaya dan tradisi mereka hingga hari ini. Senjata tradisional berbentuk melengkung seperti bulan sabit. Bilah inilah yang menjadi ciri khas senjata tradisional ini. Senjata tradisional yang memiliki bilah serupa celurit ialah kerambit asal Sumatera, arit dari Jawa, dan kujang dari Jawa Barat. 
Berdasarkan bentuk bilahnya, celurit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu clurit kembang turi dan clurit wulu pitik/bulu ayam. Sedangkan untuk ukuran, celurit dibagi menjadi lima ukuran. Dari ukuran 5 atau yang paling kecil sampai ukuran 1 atau yang paling besar.



7. KUJANG

Kujang adalah sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8atau ke-9, terbuat dari besibaja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram.
Sejarah mulanya penciptaan Kujang sebagai identitas Ksatria Pasundan, sangat erat dengan Prabu Silliwangi sebagi penggagas kujang tersebu. penyebutan istilah Kujang berasal dari dua kata yaitu "Kudi" dan "Hyang"
Kudi berarti senjata yang mempunyai kesaktian. sedangkan Hyang berarti Sang Maha Pencipta. Jadi, berdasarkan dua kata tersebut Kujang dapat diartikan sebagai senjata sakti madraguna yang berasal dari Sang Maha Pencipta. 



tadi adalah beberapa contoh Senjata Khas Daerah Indonesia. sekian dari saya, Terima Kasih telah membaca! Semoga Bermanfaat :)


MACAM - MACAM PAKAIAN ADAT DAERAH JAKARTA


1. PAKAIAN ADAT ACEH

Pakaian adat Aceh bernama pakaian Ulee Balang. Pakaian ini untuk pria disebut baju Linto Baro, sedangkan pakaian untuk wanita disebut baju Daro Baro. Dahulunya, pakaian ini hanya digunakan oleh para sultan dan pembesar kerajaan, namun sekarang keduanya lebih sering dipakai oleh para pengantin. Kedua pakaian tersebut punya keunikan tersendiri sebagai ciri khas di setiap bagian-bagiannya. Berikut adalah gambar pakaian Adat Aceh



2. PAKAIAN ADAT DKI JAKARTA 

Meski dari sejarahnya tidak ada satu suku pun yang menjadi suku asli DKI Jakarta, namun saat ini dikenal suku Betawi-lah yang paling pertama bermukim dan mendiami wilayah yang saat ini menjadi ibu kota negara tersebut. Oleh karena itu, setiap budaya yang menjadi identitas provinsi DKI Jakarta saat ini tak pernah dilepaskan dari budaya Betawi. Salah satu contohnya mengenai pakaian adatnya. Pakaian adat Betawi ada beberapa jenis tergantung dari kepentingan penggunaanya. Pakaian adat tradisional Jakarta dipengaruhi dari berbagai corak masyarakat Jakarta yang sangat beragam diantaranya dipengaruhi oleh budaya Arab, China, Melayu dan Budaya Barat.
Hanya saja, yang paling dikenal adalah baju pengantin yang bernama Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None Penganten Chine. Berikut adalah gambar pakaian adat DKI Jakarta



3. PAKAIAN ADAT SUMATERA UTARA

Sumatera Utara memiliki penduduk yang heterogen. Beragam suku bangsa seperti suku Nias, suku Melayu, dan suku Bataktinggal di provinsi ini. Kendati begitu, suku paling mendominasi dan menjadi mayoritas adalah suku Batak. Suku Batak sendiri memiliki pakaian adat yang bernama kain ulos. Secara umum, kain ulos inilah yang menjadi identitas dan ciri utama pakaian adat Sumatera Utara di kancah nasional.  Pakaian adat Ulos dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu. Berikut adalah gambar dari sepasang muda mudi yang tengah memakai kain ulos.



4. PAKAIAN ADAT GORONTALO

Pakaian adat Gorontalo dari suku Gorontalo bernama Mukuta dan Biliu. Pakaian ini umumnya hanya dikenakan pada saat upacara perkawinan. Mukuta adalah pakaian bagi mempelai pria dan Biliu adalah pakaian bagi mempelai wanita. Mukuta dan Biliu dapat ditemukan dalam 4 jenis warna, yaitu kuning, hijau, ungu, dan merah tua. Masing-masing warna tersebut melambangkan kelas kasta pemakainya. Penggunaan pakaian tersebut akan dilengkapi dengan beragam pernik dan aksesoris seperti penutup kepala, ikat pinggang, terompah, dan lain sebagainya dengan sebutan khusus. 
Warna merah menyimbolkan rasa keberanian dan tanggung jawab, Warna hijau menyimbolkan kesejahteraan,kesuburan, dan kedamaian, Warna kuning emas menyimbolkan kesetiaan dan kejujuran, dan Warna ungu menyimbolkan kewibawaan.



5. PAKAIAN ADAT JAWA TENGAH

Jenis pakaian adat yang menjadi ikon Jawa Tengah di kancah nasional adalah jenis pakaian resmi yang bernama Pakaian untuk laki-laki disebut beskap, Pakaian ini dilengkapi blangkon di kepala, jarik untuk bagian bawah dan diikat dengan stagen, serta diselipkan keris dibagian belakang. dan busana dan kelengkapannya yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya di lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah adalah baju kebaya, kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara.Pakaian adat tradisional Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain kebaya dengan motif batik, dimana batik yang digunakan merupakan batik tulis yang masih tergolong asli.




SEKIAN DARI SAYA TENTANG PAKAIAN ADAT INDONESIA. TERIMA KASIH:)



MACAM LAGU - LAGU DAERAH INDONESIA


1. JALI - JALI

Asal usul lagu Jali Jali di yakini oleh beberapa kelompok lahir, dikembangkan, dan dipopulerkan oleh kaum China peranakan Jakarta melalui music tradisinol mereka, gambang kromong. 
Sementara peduduk asli Jakarta, yaitu Orang Betawi mengakjui bahwa merekalah imbu kadnun yang sah dari lagu tersebut. Orang Betwi memang mengenal musik Gambang Kromong. Lagu Jali - Jali kerap dimainkan oleh kaum China peranakan, tetapi asal muasal ide lagu itu mestinya dari khazanah budaya Betawi, Jali - Jali mendapat apresiasi yang tinggi.
Jali - Jali adalah sejenis tanaman perdu yang selalu ada di pekarangan rumah orang Betawi. Sejak masa kanak - kanak, orang Betawi sudah akrab dengan buah jali - jali. Anak - anak menjadikan buah itu sebagai pelor senapan mainan yang mereka buat dari bilah bambu dan karet gelang. 


2. KICIR - KICIR

Kicir - Kicir merupakan lagu dari Daerah Betawi yang sering dinyanyikan pada acara - acara Kebudayaan Jakarta. Lagu ini memiliki lirik yang menarik karena bentuknys seperti syair dengan dua larik pertama berupa sampiran dan dua larik selanjutnya berupa isi di setiap bait
Jika kita perhatikan liriknya merupakan lagu yang berisi beberapa pesan, salah satunya adalah agar kita tidak bersedih hati dan juga agar kita kembali giat dalam bekerja


3. SUWE ORA JAMU

Lirik yang sederhana namun penuh makna, bernada riang dan ringan untuk dinyayikan, maksud dari lagu ini adalah dimana dua orang yang telah lama tak bertemu dan waktu bertemu sungguh mengecewakan. Banyak tafsir yang dapat disimpilkan dari lagu ini. Lagu Suwe Ora Jamu berasal dari Jawa Tengah bercerita tentang pertemuan kembali setelah sekian lama.

4. GUNDUL - GUNDUL PACUL

Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya. lagu ini berasal dari Jawa Tengah
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung kepada empat hal, yaitu: bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.


5. APUSE

Jadi, lagu Apuse ini mengisahkan tentang kakek-nenek dan cucu-nya. “Kakek-nenek aku mau pergi ke negri sebrang, teluk Doreri”. Pada kalimat itu jelas tergambar makna bahwa sang cucu ingin merantau ke negri sebrang/pulau sebrang. Lalu, apa yang dimaksud dengan “teluk Doreri”? Teluk Doreri itu dikenal sebagai pintu masuk menuju Manokwari melalui jalur laut. Dalam sejarahnya, teluk ini berperan penting dalam penyebaran agama Kristen di tanah Papua. Untuk saat ini Teluk Doreri menjadi pelabuhan baik untuk kapal Domestik Nasional, maupun antar pulau di Papua. Lagu Apuse ini berasal dari Papua. 


sekian dari saya, Terima Kasih! SELAMAT MEMBACA SEMOGA BERMANFAAT

Minggu, 30 Oktober 2016


MACAM TARI - TARIAN TRADISIONAL INDONESIA

1. TARI SEUDATI

Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan.



2. TARI KECAK

Tari Kecak adalah sebuah tari - tarian khas Bali, berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. 



3. TARI YAPONG

Tari Yapong adalah tarian hiburan masyarakat Betawi di Jakarta. Tarian ini merupakan tarian jenis tarian kontemporer yang lambangkan suka cita dan pergaulan masyarakat. Tarian ini sering di pentaskan di berbagai acara atau pesta rakyat di kota Jakarta. 
Busana yang di gunakan dalam Tari Yapong  ini hampir sama dengan tari topeng Betawi. Busana yang di gunakan biasanya berwarna terang dengan tambahan kain batik Betawi pada bagian bawahnya. Selain itu di hiasi penutup kepala yang sering di sebut dengan mahkota bunga dan selempang yang di kenakan di dada yang di sebut dengan toka – toka.



4. TARI PIRING

Tari Piring atau dalam Bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. 
Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. 



5. TARI BEDAYA

Bedaya adalah bentuk tarian klasik Jawa yang dikembangkan di kalangan keraton-keraton pewaris tahta Mataram. Bedaya ditarikan secara gemulai dan meditatif, dengan iringan gamelan minimal di sebagian besar repertoarnya. Penarinya kebanyakan wanita.
Tari ini menampilkan 9 penari bercerita pertemuan antara kajeng ratu kidul dengan penembahan senopati yang tak lain adalah raja mataram. 




okaay, itu adalah beberapa tari - tarian Khas Indonesia. semoga bermanfaat :)